Minggu, 05 Juni 2011

BAHAN AJAR MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF

NAMA   : RAHMAWATI
KELAS : 2A
NIM       : 2108080182
TUGAS : PEMBELAJARAN MENULIS
DOSEN : Prof. Dr. H. Suherli, M.Pd.

MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF

A. Pengertian Paragraf Deskriptif
                Paragraf deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Tujuannya adalah melukiskan atau memberikan gambaran dengan terperinci (sejelas-jelasnya) tentang suatu hal (objek) sehingga seolah-olah pembaca dapat melihat sendiri objek tersebut.

                Paragraf deskriptif menurut atau disebut juga “Tulisan Bernada Penerangan” adalah paragraf yang bertujuan mengajak para pembaca bersama-sama menikmati , merasakan, memahami dengan sebaik-baiknya  beberapa objek (sasaran, maksud), adegan, kegiatan (aktifitas), orang (pribadi, oknum), atau suasana hati (mood) yang telah dialami oleh sang penulis.Kualitas yang dituntut oleh tulisan deskriptif yaitu daya tanggap yang tajam dan kepandaian menggunakan kosakata yang memadai.

                Paragraf deskriptif adalah karya tulis yang melukiskan kesan yang kita peroleh ketika mengalami sesuatu.

                Dari beberapa definisi di atas, maka dapat saya artikan bahwa paragraf deskriptif itu adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu,baik berupa tempat, suasana, orang, ataupun kejadian, yang dilukiskan secara terperinci oleh penulis. Dengan maksud mengajak para pembaca membayangkan bagaimana objek kajiannya.

B. Ragam Tulisan Deskriptif.
                Ditinjau dari segi bentuknya, tulisan deskriptif dapat dibagi atas:
1. Pemerian Faktual (factual description)
                Pemerian factual (pemerian yang berdasarkan fakta-fakta yang sesungguhnya) beranggapan bahwa orang, tempat, binatang, bangunan, barang dan pemandangan dapat dilukiskan atau diperikan secara tepat dan objektif seperti keadaan yang sebenarnya, tanpa menghiraukan persepsi-persepsi atau asosiasi-asosiasi serta kesan-kesan pribadi dalam hati seorang penulis tertentu.

2. Pemerian Pribadi (personal description)
                Dalam pemerian pribadi yang didassarkan pada response kita terhadap objek-objek, suasana-suasana, situasi-situasi, dan pribadi-pribadi, kita berusaha membgikan pengalaman kita kepada para pembaca agar dapat dinikmati secara bersama-sama, dengan harapan dapat menciptakannya kembali dan dengan kemudian menimbulkan response yang sama. Pemerian poribadi beranggapan bahwa masing-masing kita berhak memberi nama atau memasukan kedalam reaksi-reaksi, response-responsi, kesan-kesan, perasaan-perasaan kita segala sesuatu yang kita lihat, dengar, cium, rasai, atau nikmati.

Hasal Alwi mengatakan cirri-ciri paragraf deskriptif adalah :
a)       Bertujuan melukiskan suatu objek
b)       Dibatasi dalam dimensi ruang berdasarkan apa yang dilihat dan/ didengar.

C. Contoh Paragraf Deskriptif
                                                               
                                                                Mengenal Aljazair
           Luas wilayah Aljazair 2.381.741 Km dan 93% wilayahnya berupa gurun.Aljazair memerdekakan diri dari penjajahan Prancis pada tahun 1962. Kepala Negara Aljazair adalah preasiden, sedangkan kepala pemerintahannya perdana mentri. Bahasa kebangsaan Aljazair adalah bahasa Arab. Agama yang dianut oleh masyarakat Aljazair pada umumnya  adalah agama Islam.
           Mata pencaharian penduduk Aljazair yang utama adalah pertanian. Hasil pertaniannya yang utama adalah gandum, jeruk, zaitun, sayuran, kurma, kapas, dan gabus. Hasil perternakan Aljazair yang terkenal adalah ternak kambing, domba, sapid an kulit.


                Pada wacana di atas, disajikan gambaran suatu daerah atau suatu peristiwa, sehingga pembaca dapat membayangkan suatu daerah atau peristiwa itu dari membaca wacana deskripsi tersebut. Dalam hal tertentu wacana deskripsi bertujuan menggambarkan sesuatu dari hasil kajian atau penelitian untuk meyakinkan pembaca untuk suatu kajian. Penggambaran suatu objek dimaksudkan untuk menggambil simpulan atau kajian. Oleh karena itu, wacana deskriptif yang baik adalah yang dapat menggambarkan suatu objek yang diindra secara lengkap dan dapat menjadin dasar dalam pengambilan simpulan suatu gagasan.

Contoh lain (Pemerian orang)

                                                           Dicari
Seorang pria bernama Larang Jenaka Karang. Ciri-ciri: Turunan Cina; usia 30 tahun; tinggi 151 m; berat badan 70 kg, mata sipit, rambut hitam agak jarang,;berkumis, berjenggot,;pipi kiri ada bekas luka; pakai kaca mata; kaki kiri agak timpang.

                Pada wacana yang kedua di atas dijelaskan tentang kesan atau impresi seseorang tetapi berbeda dengan identifikasi. Hanya menyampaikan suatu gagasan menyeluruh mengenai orang tersebut.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk menyusun paragraf deskriptif, adalah sebagai berikut:
a) Mengumpulkan data yang menggambarkan cirri dari suatu objek, misalnya
manusia, hewan, tumbuhan, atau lingkungan sersuai hasil pengamatan (observasi)
b) Mengungkapkan setiap data yang terkumpul dengan kalimat yang baik secara berurutan.
c) Menyusun kalimat tersebut menjadi paragraf deskriptif.

                Dapat dijelaskan lagi bahwa paragraf deskriptif bukan hanya bertujuan menggambarkan manusia, tetapi bertujuan menggambarkan peristiwa atau suasana suatu tempat. Misalnya menggambarkan suasana pertandingan sepak bola, atau menggambarkan suatu peristiwa tsunami. Hal yang terpenting dalam menulis paragraf deskriptif, kita harus menghindari kata yang bersifat pandapat atau argument pribadi.

D. Menyunting Paragraf Deskriptif
                Menyunting adalah memperbaiki naskah sehingga menjadi tulisan yang baik dan mudah dipahami. Hal yang diperbaiki misalnya:
1. Pilihan kata
2. Penerapan ejaan
3. Susunan kalimat, dan
4. Keterpaduan paragraf

E. Contoh cara penyuntingan:

           Apakah kamu kenal Niken Kusumastutiana? Jika suka menonton sinetron, barangkali kamu sudah melihat rupanya. Dia adalah seorang penari terkenal. Wanita itu tidak terlalu tinggi. Dia berambut ikal. Wajahnya khas orang Jawa.
  
  Setelah diperbaiki, paragraf tersebut menjadi seperti berikut:

            Apakah kamu kenal Niken Kusumastutiana? Dia adlah seorang penari terkenal. Jika suka menonton sinetron, barangkali kamu pernah melihat wajahnya karena dia juga sering membintangi sinetron. Wanita itu tidak terlalu tinggi. Rambutnya ikal. Wajahnya khas wanita Jawa. 


 F. Refleksi
               
                Setiap orang memiliki bakat sejak kecil, meski kadang tanpa disadari oleh dirinya maupun oleh orang lain. Bakat setiap orang itu berbeda meski ada yang memiliki bakat yang sama.
                Pada pelajaran ini kita telah mengasah bakat dan kemampuan kita. Bakat pada dasarnya dapat dipelajari, kata kuncinya adalah “ketertarikan” pada hal yang akan kamu pelajari. Kata kuncinya adalah” maju terus pantang mundur “. Ingat gagal adalah sukses yang tertunda dan pengalaman adalah guru yang terbaik dalam kehidupan. Semakin lama kita hidup maka semakin banyak pengalaman yang akan kita dapat. Terakhir, JANGAN SIA-SIAKAN HIDUP DAN JANGAN PERNAH TAKUT UNTUK MENCOBA, KARENA KEGAGALAN BUKAN AKHIR DARI SEGALANYA, TAPI AWAL DARI PENGALAMAN BARU.

























DAFTAR PUSTAKA

                                                              
Tarigan, Henry Guntur 1986. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa.   Bandung: FKSS IKIP.

Tarigan, Henry Guntur 1981. Berbicara Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: FKSS IKIP.

Kusmana, Suherli 2007. Menulis Karangan Ilmiah. Sukamaju Depok: Arya Duta.

Suparni, 1984. Bahasa dan Sastra Indonesia. Semarang: FKSS UNES

Rabu, 16 Maret 2011

Pembelajaran learning

Pembelajaran learning

Menulis itu sebuah keterampilan sehingga untuk dapat memiliki keterampilan ini, maka kita harus melakukan kegiatan tersebut. Metode pembelajaran menulis yang paling efektif untuk membimbing anak-anak menulis. Jika metode pembelajaran yang kita terapkan sesuai, maka hasilnya pasti maksimal.

Memberikan pembelajaran menulis  kepada anak didik merupakan satu upaya sadar dunia pendidikan agar sumber daya manusia kita berdaya. Dunia pendidikan selalu mendapatkan celaan bahwa hasilnya tidak maksimal sebab banyak lulusan yang tidak survive, khususnya terkait dengan keterampilan berbahasa. Mereka menyoroti metode pembelajaran menulis yang sepertinya tidak diterapkan dalam proses pembelajaran.

Untuk menjawab kondisi tersebut, maka perlu kiranya kita yang bergerak dalam dunia pendidikan, khususnya pada guru bahasa segera mereformasi pola pembelajarannya. Para guru seharusnya sudah mulai memikirkan metode pembelajaran menulis yang benar-benar efektif.

Hal ini dengan tujuan agar setelah anak menyelesaikan masa belajarnya, maka keterampilan berbahasanya dapat dijadikan sebagai lifeskill. Sekarang dan ke masa depan, keterampilan berbahasa, menulis tentu merupakan bidang kerja yang sangat menjanjikan bagi kita.

Selama ini telah terjadi kesalahan persepsi, dimana masyarakat mempunyai anggapan bahwa yang dinamakan keterampilan adalah segala hal yang terkait dengan kemampuan melakukan pekerjaan yang secara langsung menghasilkan barang.

Misalnya, keterampilan mengelas, keterampilan otomotif. Sementara keterampilan berbahasa (menulis) tidak dianggap sebagai keterampilan survive kehidupan. Oleh karena itulah, seharusnya guru bahasa dapat menerapkan metode pembelajaran menulis secara learning by doing.

Dalam metode pembelajaran menulis yang menggunakan cara learning by doing, anak didik diberikan tugas dan kewajiban untuk menulis atau melakukan proses menulis. Anak harus menulis berbagai ragam, misalnya menulis artikel, karya ilmiah atau sekadar laporan kegiatan.

Kegiatan ini memungkinkan anak didik untuk secara langsung melakukan praktek menulis sehingga jika mereka terbiasa melakukannya, maka mereka terbiasa menulis. Jika mereka terbiasa menulis, maka secara langsung terjadi pengkondisian